Sengketa Kebun Sawit di Rohil, Kuasa Hukum Tuding Upaya Intimidasi dengan Oknum Brimob

Istimewah

ILINE ROHIL - Kejutan terjadi di lahan areal 88 milik Dewi Maya Tanjung yang terletak di Simpang Pemburu, Kepenghuluan Rantau Bais, Kecamatan Tanah Putih, Kabupaten Rokan Hilir (Rohil), pada Rabu (11/12/2024). Sekelompok pria berpakaian seragam coklat gelap yang mengaku dari Brimob Polda Riau tiba di lokasi tersebut. 

Kuasa hukum Dewi Maya Tanjung, Tommy Freddy Simanungkalit, S.Kom., SH., MH, mengungkapkan penyesalan atas tindakan oknum Brimob tersebut. Menurut Tommy, surat perintah yang digunakan Brimob itu diduga diberikan oleh Abdul Rahman Silalahi untuk menjaga keamanan masyarakat di Rantau Bais, bukan untuk menjaga kebun sawit milik kliennya, yang kebanyakan pekerjanya adalah karyawan pemanen.

“Aneh, sebelumnya Abdul Rahman Silalahi mengerahkan preman untuk menguasai lahan klien kami. Namun, karena cara tersebut tidak berhasil, kini dia diduga memanfaatkan oknum Brimob untuk menakuti para pekerja di kebun sawit tersebut,” ujar Tommy, Rabu (11/12/2024).

Kehadiran Brimob yang lengkap dengan perlengkapan lengkap ini mendapat penolakan dari warga setempat. Tommy menambahkan bahwa surat perintah tersebut tidak disertai pemberitahuan kepada pihak Upika setempat. 

“Seyogyanya, kehadiran mereka (oknum Brimob) harus dilaporkan kepada Upika. Penyalahgunaan surat perintah ini diduga dilakukan untuk kepentingan Abdul Rahman Silalahi. Kami menduga Brimob telah diperalat,” tegas Tommy.

Insiden sebelumnya di lokasi ini juga menegangkan, di mana hampir terjadi bentrokan antara penjaga kebun kelapa sawit dan puluhan orang tak dikenal (OTK) yang membawa senjata tajam (sajam). Namun, keributan tersebut dapat dihindari, Minggu (17/11/2024).

“Sesuai dengan putusan Mahkamah Agung (MA), lahan ini adalah milik klien kami,” ungkap Tommy. Sementara itu, surat pindah tangan dari Winarko kepada Abdul Rahman Silalahi tetap diproses meskipun masih dalam tahap gugatan perdata di Pengadilan Tinggi Riau.

“Kami meminta Kapolda Riau untuk menegakkan hukum dan menarik pasukan Brimob Polda Riau,” lanjut Tommy.

Tommy menambahkan, “Kebun ini telah dimiliki klien kami Dewi sejak tahun 1997. Namun, dia digugat oleh Winarko, dan berdasarkan Putusan MA No. 1595 K/Pdt/2023, seluruh gugatan tersebut dimenangkan oleh klien kami. Sayangnya, dalam proses gugatan ini, diduga Winarko sengaja menjual lahan tersebut kepada Abdul Rahman Silalahi, yang jelas tidak terlibat dalam gugatan, sehingga masalah baru timbul.”

Tommy mengingatkan, “Seharusnya polisi bersikap netral sebagai pengayom masyarakat, yang dapat mendinginkan situasi, bukan malah membiarkan situasi semakin memanas."

Hingga saat ini, tim media belum mendapatkan keterangan resmi dari Kapolda Riau, Irjen. Pol. Mohammad Iqbal, S.I.K., M.H., meskipun telah mencoba mengonfirmasi hal tersebut.